Beberapa Dampak Buruk Memaksa Anak Makan

Saat si kecil mulai mencicipi makanan padat, ia akan belajar membedakan rasa dan tekstur dari berbaagai makanan. Di sinilah perjuangan orang tua dimulai.
Saat si kecil mulai mencicipi makanan padat, ia akan belajar membedakan rasa dan tekstur dari berbaagai makanan. Di sinilah perjuangan orang tua dimulai.

 

MEDAN, kaldera.id – Saat si kecil mulai mencicipi makanan padat, ia akan belajar membedakan rasa dan tekstur dari berbaagai makanan. Di sinilah perjuangan orang tua dimulai.

Kebanyakan orangtua berharap anaknya bisa makan sesuai porsi dan menu yang mereka siapkan. Namun, tidak semua makanan yang disiapkan ibu atau ayah bisa dihabiskan oleh si kecil.

Hal ini lantas membuat orangtua frustrasi dan menekan anaknya untuk makan.

Pemaksaan tersebut dapat berupa ancaman, kemarahan, memberikan distraksi berupa hp atau tayangan televisi agar mudah menyuapkan makanan ke mulut si kecil.

Memaksa anak makan mungkin membuat ayah dan ibu merasa lega karena sudah memberi asupan untuk menunjang aktivitas si kecil.

Namun, tahukah Anda bahwa tindakan ini dapat memberi dampak negatif bagi anak-anak?

5 Dampak negatif memaksa anak makan Dilansir dari Baby Destination, berikut tujuh efek buruk memaksa balita makan yang perlu diketahui para orangtua:

– Anak kehilangan napsu makan

Ayah atau ibu yang terus menerus marah dan menyuapkan makanan secara paksa akan membuat si kecil kehilangan napsu makan.

Memaksa anak untuk menelan menu yang disediakan orangtua lama kelamaan membuat mereka memiliki hasrat untuk memuntahkan seluruh makanannya.

Lama kelamaan si kecil akan membenci rutinitas makan jika ayah atau ibu terus memberi paksaan.

-Trauma terhadap makanan
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dicekok paksa pada akhirnya mengalami trauma terhadap makanan.

-Merasa tegang atau ketakutan setiap makan
Sudah menjadi sifat manusia untuk menghindari apa pun yang menyebabkan stres atau ketidaknyamanan.

Memaksa anak makan bisa membuat anak merasa stres, tegang, dan ketakutan. Hal tersebut lambat laun membuat anak-anak menghindar dari momen makan.

-Kecenderungan terhadap makanan manis atau junk food
Anak yang dipaksa makan mungkin tidak pernah diajarkan kapan harus berhenti atau kehilangan respons terhadap perasaan kenyang.

-Kehilangan kendali
Sebagai orang tua, fokus utama Anda adalah membiasakan si kecil untuk mandiri. Jadi, semakin sering Anda menyuapi, anak-anak justru kehilangan kendali akan diri sendiri.

Cara mengatasi anak susah makan

-Terapkan jadwal makan pada anak secara teratur. Hal ini berguna agar nantinya si kecil dapat mengetahui kapan merasa lapar dan kenyang.

-Biasakan makan bersama di meja makan. Orangtua juga perlu menunjukkan bagaimana tata cara makan yang baik kepada si kecil.

-Jangan paksa anak mengonsumsi porsi makanan yang terlalu banyak.

-Batasi camilan. Hal ini agar si kecil tidak kekenyangan dan saat lapar ia mampu menghabiskan makanan apa pun yang tersedia untuknya.

-Libatkan anak dalam membersihkan bahan makanan, memasak, hingga menghidangkan di meja makan. Aktivitas ini dapat meningkatkan ketertarikan terhadap makan. Kreasikan makanan agar terlihat lebih menarik. (kompas)