Kadin Sumut Fokus Selesaikan Masalah Quality Control UMKM

Kadin Sumut diketahui mensupport pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang ada di daerah ini termasuk nanti keinginan membuat show case house atau tempat khusus mempromosikan produk mereka untuk dipasarkan.
Kadin Sumut diketahui mensupport pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang ada di daerah ini termasuk nanti keinginan membuat show case house atau tempat khusus mempromosikan produk mereka untuk dipasarkan.

MEDAN, kaldera.id- Kadin Sumut diketahui mensupport pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang ada di daerah ini termasuk nanti keinginan membuat show case house atau tempat khusus mempromosikan produk mereka untuk dipasarkan.

Ketua Kadin Sumut Firsal Ferial Mutyara berbicara kepada wartawan di Medan akhir pekan lalu saat ditanya upaya yang dilakukan untuk mendorong pengembangan usaha mikro kecil di Sumut.

Bahkan dalam salah satu program kerjanya, Firsal pun menjadikan UMKM sebagai salah satu bagian yang harus ditingkatkan kinerjanya dalam menopang perekonomian Sumatera Utara.

Karena itu pula di beberapa kesempatan Firsal Ferial Mutyara aktif meminta masukan serta terobosan para wakil ketua terkait rencana kerja yang akan dilakukan. Sejak aktif memimpin Kadin akhir tahun lalu Firsal sudah melakukan beberapa konsolidasi internal dan eksternal termasuk berkoordinasi dengan Pemprovsu untuk mempercepat semua program kerjanya.

Firsal Ferial Mutyara mengatakan terkait UMKM tadi wujud show case house itu nantinya menjadi semacam trading house. “Jadi ada satu produk yang kita letakkan di situ kemudian juga di website Kadin. Tapi itu kan pemasarannya. Nanti buyer boleh memesan dalam jumlah besar. Kita maunya dalam skala besar,” kata dia.

Problemnya sekarang adalah UMKM ini lemah dalam quality control (qc), jelasnya. “Saya tadi sudah bicara sama kawan-kawan pengurus agar kita libatkan asosiasi. Misalnya asosiasi jasa boga untuk meng-qc produk UMKM ini,” jelasnya.

Dulu, kata dia, ada binaan Kadin yang disebut Kadin eco enzyme tapi ini pun mau diubah dengan membuat bench mark. “Hal yang sama ketika kita mau buat kampung jamu. Kita bentuk kampungnya, terus jualnya kemana? Standarisasinya juga harus benar dan pasarnya harus terbuka,” ungkapnya.

Maka qc itu sebagai upaya meningkatkan kualitas produk sedangkan show case house melebarkan pasar produknya, kata dia. “Standarisasi UMKM kita ini harus benar. Kita sertifikasi dengan benar lewat BPOM kemudian juga produk halal. Setelahnya baru kita dorong ekspor. Bagi kita tak sulit mendorong satu container produk UMKM diekspor. Tak sulit itu. Tapi jangan sampai masalahnya di qc. Kalau sampai kita kirim satu container kemudian direject, usaha kita sia-sia.”

Kadin akan fokus pada penguatan UMKM ini, tuturnya. Strategi itulah kemudian akan mendorong pemain lokal menjadi eksportir. “Banyak UMKM jadi tulang punggung. Di Kadin pun kita ada wakil ketua umum bidang UMKM. Tapi tentu UMKM yang ada tak bisa langsung dibawah binaan kita. Harus di bina dibawah asosiasi. Misalnya asosiasi jasa boga. Di situ Kadin berperan mendorong dan memfasilitasinya. Karena Kadin itu kan induk organisasinya. Lembaga di bawahnya kita manfaatkan sebagai front liner. Yang lain-lain kita dorong membantu memfasilitasi. Karena tak semua organisasi punya fundamental kuat seperti Kadin,” katanya.

Hal itu jugalah yang membuat Firsal mendorong para pengusaha dari skala kecil hingga pengusaha besar bergabung dengan Kadin. “Di Kadin iuran anggota itu mulai dari Rp140 ribu per tahun untuk UMKM sampai yang Rp6 juta hingga Rp8 juta. Dengan uang itu mereka punya banyak akses yang bisa dimanfaatkan. Itu jadi pintu masuk mereka membeli networking,” jelas Firsal Ferial Mutyara.

Semua kegiatan dan hubungan dagang akan disharing kepada anggota, jelasnya. “Nah saat ini yang lebih banyak terjadi adalah hubungan antara pengurus, baik yang di provinsi maupun yang di kabupaten dan kota. Itu yang terjadi sekarang. Selama ini mungkin mereka tidak tahu dan tidak saling kenal. Tapi setelah kita kumpulkan di pelantikan tempo hari ada 600 orang yang sudah saling tukar kontak dan sangat aktif. Mereka membentuk sendiri pola itu dan bisnis terus jalan,” tambahnya.(arn)