MEDAN, kaldera.id – Calon Walikota Medan Nomor Urut 1, Akhyar Nasution melaksanakan shalat Isya berjemaah dengan warga Lingkungan XI di Masjid Al Jihad Tanah 600, Kecamatan Medan Marelan, Minggu (27/9/2020) malam.
Selain shalat berjemaah, Akhyar juga turut bersilaturahmi dengan jamaah sekaligus mendengarkan tausyiah agama yang disampaikan Ustad Daka Simanjuntak.
Mengawali sambutan, Ketua BKM Masjid Al Jihad, Muhammad Aris menyambut kehadiran calon Walikota Medan untuk bersilaturahmi dengan masyarakat khususnya jamaah Masjid Al Jihad.
“Bapak Akhyar pada tahun ini calon Walikota Medan, mungkin sebagian masyarakat belum mengetahui. Namun saya yakin, kita di sini tetap dalam satu koridor, muslim yang kuat, sepakat untuk Pak Akhyar.
Pak Akhyar ini sudah berpengalaman. Itu yang saya rasakan. Mudah-mudahan Insyallah, kita berusaha dan berdoa. Pak Akhyar dan Salman, 700 KK, InsyaAllah menyambut bapak jadi Walikota Medan,” harap Aris.
Didaulat memberikan sambutan, Calon Walikota Medan, Akhyar Nasution mengakui lingkungan XI ini sudah tak asing baginya. Sebab, di tempat itulah dia memiliki tanah untuk bercocok tanam.
“Sesungguhnya, sering saya kemari. Lewat, kadang naik kereta (sepeda motor) sendiri. Kadang juga sholat sendiri, tanpa protokol (Pemko Medan).
Saya memohon maaf jika jalan di sini rusak. Kami sudah memiliki cara penyelesaiannya, jadi banyak tertunda. InsyaAllah, yang tertunda ini bisa kita laksanakan tahun depan,” terangnya.
Akhyar Nasution Laksanakan Shalat Isya di Lingkungan XI di Masjid Al Jihad Tanah 600
Meski jauh dari pusat kantor pemerintahan, namun Akhyar terus mengamati perkembangan Marelan ini. Marelan ini, kata Akhyar, merupakan daerah yang paling cepat, baik penduduk maupun ekonominya.
“Artinya marelan ini sangat pesat pertumbuhannya. Begitupun ada kekurangan terutama banjir. Dalam beberapa kali saya amati, ketika hujan deras, walaupun memiliki 2 sungai seperti Sungai Deli dan Sungai Berdera, ternyata Sungai Deli ini ketinggiannya di atas tanah, makanya air tidak bisa tertampung di drainase.
Kami sudah punya rencana, dengan membuat folder folder atau kolam kolam dan nantinya akan dipompa untuk dialirkan kembali ke sungai,” jelasnya kembali.
“Seluruh Marelan ini tergenang, apalagi di Paya Pasir. Mohon doakan kami agar dapat melaksanakan pengerjaan tersebut,” timpal Akhyar lagi.
Saat sesi tanya jawab Aris dan warga lainnya Riswan mempertanyakan komitmen Akhyar mengenai keumatan. Bahkan, Riswan sebagai penentang oligarki, menanyakan soal keyakinan Akhyar apakah bisa menang dan bagaimana soal pemberantasan korupsi.
“Kami sangat menentang oligarki, pertanyaan saya, apakah bapak yakin bisa menang? apakah selama ini bapak sudah melakukan dalam hal pemberantasan korupsi,” tanya Riswan.
Menjawab itu, Akhyar menyampaikan, Akhyar – Salman (AMAN) akan punya program kerja menjaga dari penggusuran rumah ibadah. Masjid yang sudah dibangun, maka menjadi kewajiban pemerintah untuk menjaga.
AMAN Akan Punya Program Kerja Menjaga Penggusuran Rumah Ibadah
“Komitmen keumatan, pertama dalam upaya pembangunan masjid, meski pemerintah tidak membangun masjid, kami turut memberikan bantuan.
Tidak hanya masjid, tapi rumah ibadah lainnya. Kemudian bantuan insentif kepada penggali kubur, bilal jenazah, guru mengaji, pemerintah tidak bisa memberikan banyak, namun kita memberikan insentif,” tuturnya.
“Mohon maaf kami, tiga Walikota Medan berurut turut. Di masjid ini saya bersumpah, kalimat mamak (ibu kandung) yang saya ingat. Akhyar, jangan kau ambil apa yang bukan hak kau.
Alhamdulillah, dalam menjadi wakil dan walikota, boleh bapak cek kepada pejabat di Pemko Medan, saya tidak pernah meminta sepeser pun. Karena saya tidak pernah meminta. Saya tidak punya beban. Jadi, saya bisa mengambil tindakan kepada staf yang melakukan kejahatan,” bebernya.
“Pemberantasan korupsi tidak hanya omongan, tapi saya praktekan. Dalam hidup ini, omongan mamak saya lah yang saya jalankan. Saya tidak kaya raya. Yang mana hak saya, saya ambil. Tapi yang bukan, saya tinggalkan. Saya mencoba membangun moralitas saya di hadapan anak buah saya. Saya mencoba menjadi contoh,” jawabnya.
Di sisi lain, Akhyar bertarung dalam Pilkada Medan ini untuk membuat Medan semakin baik. Memang dia orang yang patuh, tapi kalau sudah kelewatan diapun akan melawan.
“Chairil Anwar pernah menyebutkan, hidup itu sekali, berarti, setelah itu mati. Nawaitu saya cuma itu pak, saya adalah orang yang patuh, tapi kalau kelewatan, saya akan melawan,” tutupnya. (reza sahab)