MEDAN, kaldera.id – Bulan Rajab sudah tiba. Pada bulan ketujuh Hijriah ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan termasuk melakukan puasa Rajab. Puasa Rajab ini memiliki niat, ketentuan dan keutamaan tersendiri.
Puasa Rajab adalah puasa sunah yang dilakukan selama bulan Rajab. Nabi Muhammad SAW menganjurkan dan membolehkan umat Islam untuk memperbanyak puasa di bulan Rajab.
Ketentuan menjalankan puasa Rajab sama seperti puasa sunah lainnya. Puasa Rajab diawali dengan niat yang dapat diucapkan atau diungkapkan di dalam hati pada malam hari sebelum berpuasa atau di pagi hari saat berpuasa.
Berikut niat puasa Rajab
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّهِ تَعَالى
Nawaitu shouma syahri Rajaba sunnatan lillahi ta’aala.
Artinya: Saya berniat puasa Rajab sunah karena Allah ta’ala.
Setelah berniat, tahan hawa nafsu, haus, dan lapar dari terbit fajar atau azan subuh hingga terbenamnya matahari saat waktu Maghrib tiba.
Puasa Rajab memiliki sejumlah keutamaan. Orang yang menjalankan puasa Rajab akan mendapatkan manisnya hidangan surga.
“Hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim mengatakan bahwa Rasulullah bersabda sesungguhnya di surga ada sungai berwarna Rajab, warnanya lebih putih daripada susu, rasanya lebih manis daripada madu. Barang siapa berpuasa satu hari di bulan Rajab akan diberi minum oleh Allah dari sungai itu,” jelas KH Wahyul Afif Al-Ghafiqi, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Selasa (25/2/2020).
Berpuasa pada bulan Rajab juga mendekatkan diri kepada Allah dan dijanjikan ampunan. Mula bulan Rajab sendiri bertepatan dengan 25 Februari dan berakhir pada 25 Maret 2020.(finta rahyuni)