MEDAN, kaldera.id – Kementerian Luar Negeri RI meminta warga Indonesia di Myanmar untuk tenang dan tetap berhati-hati setelah penangkapan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi oleh militer dalam upaya kudeta terjadi pada Senin (1/2/2021).
“KBRI telah memberikan imbauan kepada masyarakat dan menghubungi simpul-simpul masyarakat Indonesia agar tetap tenang dan menghubungi KBRI jika menghadapi masalah,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Judha Nugraha, melalui pernyataan.
Sementara itu Sekretaris Kedubes RI di Yangon, Cahya Pamengku Ali meminta warga Indonesia di sana menyiapkan persiapan bahan makanan dan kebutuhan pokok lainnya untuk perkiraan kebutuhan selama satu hingga dua pekan ke depan, termasuk obat obatan dan multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
“Selalu membawa tanda pengenal (id card) atau dokumen resmi (paspor) yang masih berlaku, untuk memudahkan identifikasi apabila terdapat pemeriksaan oleh aparat keamanan,” kata Cahya.
Cahya juga meminta untuk menghindari upaya dari golongan, kelompok atau individu yang ingin mempengaruhi untuk melakukan kegiatan ataupun ikut memberikan komentar yang berpotensi mengganggu keamanan publik.
“Tetap mentaati peraturan dan prokes serta arahan pemerintah Myanmar yang berlaku.”
Selain Suu Kyi, militer Myanmar juga menangkap Presiden Myanmar Win Myint dan sejumlah tokoh senior partainya yang tengah berkuasa di pemerintahan, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Kudeta berlangsung setelah militer Myanmar menolak mengakui hasil pemilu yang dimenangkan NLD. (CNN/Mustivan)