Aksi Joget di Pawai Ta’aruf MTQ Medan Kota, DPRD: Pak Camat, Akui Saja Kesalahan

redaksi
18 Mar 2025 03:48
Medan News 0 11
2 menit membaca

 

MEDAN, Kaldera.id – Setelah dua kali mangkir dari undangan Rapat Dengar Pendapat (RDP), Camat Medan Kota, Raja Ian Andos Lubis, akhirnya hadir memenuhi panggilan Komisi I DPRD Kota Medan. Ia dimintai klarifikasi terkait aksi joget-joget dalam Pawai Ta’aruf pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Ke-58 Kecamatan Medan Kota yang menuai kontroversi.

Namun, alih-alih langsung mengakui kesalahan, Raja mengaku tidak mengetahui detail pertunjukan yang terjadi dalam acara tersebut.

“Saya tahu itu kegiatan MTQ, tapi soal aksi joget-joget, saya tidak tahu. Setelah ramai diperbincangkan, saya langsung mengumpulkan seluruh lurah di Kecamatan Medan Kota untuk meminta maaf kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan,” ujar Raja dalam rapat yang digelar Senin (17/3/2025).

Pernyataan itu justru membuat Ketua Komisi I DPRD Medan, Reza Pahlevi, geram. Ia meminta Camat Medan Kota untuk jujur dan bertanggung jawab.

“Kalau memang salah, akui saja. Jangan bertele-tele. Bagaimana bisa ada di depan mata, tapi tidak langsung diberhentikan? Pak Camat kan ada di situ. Jadi jangan beralasan tidak tahu,” tegas Reza.

Menurutnya, aksi joget dalam acara MTQ bukan hanya persoalan sederhana, tetapi sudah berdampak luas pada situasi di Kota Medan. Bahkan, beberapa organisasi Islam sempat mengancam akan turun ke jalan untuk memprotes kejadian tersebut.

“Ini sudah menimbulkan kegaduhan. Kalau ulama tidak menganggap ada masalah, kami pun tidak akan mempermasalahkan. Tapi sampai sekarang, kami belum menerima permohonan maaf secara resmi, baik dari MUI maupun FKUB. Jadi sudahlah, jangan cari alasan, akui saja supaya masalah cepat selesai,” lanjutnya.

Nada yang sama juga disampaikan Wakil Ketua DPRD Kota Medan, Hadi Suhendra. Ia menegaskan bahwa Pawai Ta’aruf adalah bagian dari MTQ, yang merupakan acara keagamaan, bukan kebudayaan.

“Pawai Ta’aruf tidak bisa dipisahkan dari MTQ. Ini adalah acara keagamaan, bukan ajang hiburan. Kami paham ada niat baik dari pihak kelurahan untuk memberikan yang terbaik, tapi jangan sampai malah menodai acara suci ini. Ke depan, Camat Medan Kota harus lebih bijak agar kejadian serupa tidak terulang,” kata politisi Partai Golkar itu.

Hadi juga mengungkapkan kekecewaannya karena sejak awal Camat Medan Kota enggan mengakui kesalahan.

“Sejak awal kalau langsung minta maaf, mungkin kami tidak akan semarah ini,” ujarnya.

Setelah mendapat tekanan dari para anggota dewan, Raja akhirnya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka.

“Saya mohon maaf atas kehebohan yang terjadi. Ini akan menjadi perhatian kami ke depannya,” ucapnya singkat. (Reza)