Rektor UINSU Pimpin Sidang Promosi, Katib Syuriah PWNU Sumut Raih Doktor

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) kembali melahirkan doktor baru dari Program Studi (Prodi) Aqidah dan Filsafat Islam (AFI), Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam UINSU.
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) kembali melahirkan doktor baru dari Program Studi (Prodi) Aqidah dan Filsafat Islam (AFI), Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam UINSU.

MEDAN, kaldera.id – Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) kembali melahirkan doktor baru dari Program Studi (Prodi) Aqidah dan Filsafat Islam (AFI), Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam UINSU.

Ujian terbuka promosi doktor yang digelar secara online, Jumat (9/4/2021) menyatakan Abrar M Dawud Faza dengan judul disertasi “Konsep Ketuhanan Ibn ‘Ata’illah AL- Sakandari lulus dengan nilai yang sangat baik. Abrar juga dikenal sebagai Katib Syuriah PW Nahdlatul Ulama (NU) Sumut.

Sidang dipimpin oleh Rektor UINSU Prof Dr Syahrin Harahap, MA (ketua), Prof Dr Amroeni Drajat, Mag (sekretaris), Prof Dr Muzakkir, MAg (pembimbing), Prof Dr Katimin, MAg (pembimbing), Prof Dr Hasan Bakti Nasution, MA (penguji), Dr Syukri UR, MA (penguji) dan Dr Abdul Moqsith, MAg (penguji eksternal).

Dalam disertasinya, Abrar menyebut bahwa konsep ketuhanan Ibn ‘Ata’illah Al- Sakandari adalah konsep Ilah Muta’arrifi, yaitu Tuhan yang memperkenalkan diri-Nya kepada mahluk-Nya.

Hal ini menurutnya, mengacu kepada beberapa pandangan Ibn ‘Ata’illah yaitu, Tuhan mewajibkan makhluk untuk mengenal-Nya, Tuhan menetapkan pengetahuan tentang-Nya dan menghapus keraguan terhadap eksistensi-Nya, Tuhan memberikan pengetahuan kepada “orang-orang khusus” untuk menyaksikan-Nya, Tuhan menetapkan sifat dan nama-Nya, dan Tuhan melarang mahluk menggunakan nama “Allah”.

“Jadi teori tentang Allah, Allah sendiri yang menggunakannya. Jadi seorang kiyai dan ilmuan tidak boleh diam saja dan harus muncul dalam masyarakat,” kata Abrar dalam sidang disertasinya.

Prof Syahrin Harahap selaku ketua sidang menekankan kepada Abrar selaku promovendus untuk bisa mengaktualisasikan hasil disertasi kepada masyarakat.

“Untuk mengaktualisasikan diri sehingga gelar doktor ini mengisi dan menciptakan forum agar ilmu yang diperoleh bisa disampaikan secara luas kepada masyarakat kita,” ujar Prof Syahrin.

Syahrin juga berharap, dari penelitian yang telah dilalui, Abrar dapat menyumbangkan kontribusi kelimuan dan kontribusi praktis.

Ada sejumlah kritikan dan masukan yang diberikan oleh penguji kepada Abrar dalam bentuk pengayaan terhadap disertasi yang dibuatnya. (finta rahyuni)