Akhyar: Ada Prospek Ekonomi di Taman Sakura

Calon Walikota Medan nomor urut 1, Akhyar Nasution
Calon Walikota Medan nomor urut 1, Akhyar Nasution

MEDAN, kaldera.id – Calon Walikota Medan nomor urut 1, Akhyar Nasution melihat adanya prospek ekonomi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat saat mengunjungi Taman Sakura, Yong Panah Hijau, Labuhan Deli, Medan Marelan, kemarin.

Selain sebagai lokasi wisata dengan konsep bangunan bernuansa China untuk berselfie ria, taman ini juga memiliki program budidaya mangrove dan kerang yang telah dikembangkan oleh Kelompok Kebersaudaraan Itu Penting (KIP).

“Jika saya diamanahkan memimpin Kota Medan, ada rencana pengembangan pesisir menjadi daerah yang menghasilkan. Nah, di Taman Sakura ini ada potensi pengembangan ekonomi terutama dari budidaya mangrove dan kerang. Jadi, tak hanya wisata tapi sisi lain dalam mendongkrak ekonomi lewat budidaya,” sebut Akhyar.

Selain itu, pengadaan rumah ikan juga menjadi perhatian Akhyar kedepan dalam hal efisiensi. “Jadi, gak harus melaut berhari-hari, tapi bisa memanfaatkan budidaya ikan lewat program rumah ikan,” jelasnya.

Untuk pembiayaannya, dirinya menyarankan bisa dibuat kerja samanya. Pemerintah bisa memberi bantuan tapi dibuat kelompoknya.

“Melaut tetap melaut, tapi ada tambahan lewat budidaya ikan dan kerang,” tambahnya.

Selain budidaya biota laut, Taman Sakura juga menyediakan lokasi penjualan produk yang dihasilkan lewat industri rumah tangga.

Taman Sakura Miliki Prospek Ekonomi

Dalam kesempatan itu, Relawan Penggagas Saya Bersama Akhyar (SABAR) Community sebagai inisiator kegiatan di kawasan Medan Utara, Dewi Natadiningrat menjelaskan, kehadiran Akhyar di Taman Sakura tak hanya menyapa masyarakat secara langsung, tapi melihat langsung keberadaan industri kreatif masyarakat di Medan Marelan.

Menurut Dewi, usaha bisa dibangun dari rumah melalui industri rumah tangga dengan cara yang paling kecil dan modal yang kecil.

“Jika dijalankan dengan serius dan dapat dukungan langsung pemerintah, maka industri ini bisa menjadi salah satu sumber pendapatan ekonomi pribadi,” terang Dewi.

Sementara itu, Koordinator KIP, Siagian menerangkan, jika KIP hadir untuk membantu masyarakat miskin di Medan Marelan. Selain pernah menyumbangkan bibit kepiting kepada sejumlah nelayan kecil untuk dibudidaya, KIP juga rutin berbagi sembako untuk masyarakat miskin tiap pekannya.

“Ini dananya swadaya lewat iuran seluruh anggota. Umumnya anggota kita nelayan budi daya, nelayan tangkap dan yang bekerja di darat. Lebih ke sosial arahnya termasuk bagikan beras ke masyarakat miskin,” sebut Siagian.

Tak hanya itu, KIP juga berniat menyumbangkan 10 ribu bibit mangrove untuk Pemerintah Kota Medan.

“Penyebarannya akan ditanam di pinggiran paluh yang telah ditebangi oleh masyarakat,” ujarnya.(reza sahab)