MEDAN, kaldera.id- Jelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Sumut menggelar pasar murah di halaman Kantor Gubenur, Jalan Pangeran Diponegoro Medan. Pasar murah ini berlangsung selama dua hari mulai 5-6 Mei 2021.
Pasar murah ini digelar setiap tahun dengan melibatkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) yakni, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta UKM/IKM binaan Pemprovsu.
Ketua Tim Pasar Murah Sujatmiko mengatakan ada 14 stand tersedia yang terdiri dari distributor seperti PT Kurnia Sirup, Perum Bulog, PT Medan Gula Nusantara, Kingsfisher, PT Musim Mas, dan beberapa perusahaan lainnya.
“Harganya cukup bersaing, artinya yang tersedia di pasar murah adalah harga distributor bukan harga pasar umum. Jadi barang yang dijual berdasarkan harga pabrik. Misalnya harga gula hanya Rp11 ribu Untuk Bulog juga menghadirkan beberapa macam komoditi. Ada daging beku, Rp80 ribu per kg, sirup itu Rp210 ribu per lusin, harga telur Rp 1.100 per butir, minyak goreng Rp11 ribu per liter,” ujarnya.
Sujatmiko menyebut, pasar murah ini bukan hanya dibuka untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Sumut. Namun, juga dibuka untuk masyarakat umum.
“Persyaratan masyarakat yang ingin berbelanja ke pasar murah tidak ada selain menaati protokol kesehatan. Seperti memakai masker, mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer, dan menjaga jarak,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sujatmiko mengungkapkan, selain di halaman kantor Gubsu, pihaknya juga mengadakan pasar murah di Jalan Alfalah. Sebelumnya, pihaknya juga membuka pasar murah di Kabupaten Langkat dan Kota Binjai.
“Kemarin kita sudah dari Langkat dan Binjai. Nah, Jumat ini kita akan lakukan di Deliserdang. Itu sudah kita koordinasi dengan Bupati dan Disperindag Deliserdang, serta Kepala Desa dan Kecamatan Marelan,” ungkapnya.
Ia berharap pasar murah itu bisa membantu masyarakat berbelanja dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Sehingga masyarakat tidak kekurangan stok kebutuhan pokok.
“Jangan sampai masyarakat tidak bisa melaksanakan Idul Fitri dengan bahan pokok yang tidak mencukupi. Sebab sekarang masa pandemi Covid-19 sehingga ekonomi lagi tidak baik. Inilah bantuan kita, stimulus ekonomi agar masyarakat bisa menikmati dengan harga terjangkau,” pungkasnya. (finta rahyuni)
