Kurma
Kurma

 

MEDAN, kaldera.id – Kurma menjadi buah yang kerap dihidangkan saat sahur dan berbuka puasa selama bulan suci Ramadhan. Selain memiliki rasa yang manis, kurma juga memiliki beberapa khasiat yang menyehatkan bagi tubuh dan menyimpan sejarah panjang dalam peradaban manusia.

Kurma setidaknya telah dibudidayakan selama 6.000 tahun. Selama itu pula, buah dan pohon kurma memainkan peran dalam beberapa keyakinan agama, termasuk Islam. Di antara para Muslim, kurma kerap menjadi makanan pertama yang diberikan kepada bayi saat mereka sudah diperbolehkan untuk makan.

“Merupakan sebuah kebiasaan bagi Muslim di seluruh dunia untuk berbuka puasa dengan kurma dan air putih, atau kurma dan susu,” kata Chair of the Department of family and community health sciences di Rutgers University, Sara Elnakib, seperti dilansir laman Heart, baru-baru ini.

Kurma digadang sebagai menu berbuka puasa yang ideal karena mengandung serat, gizi, serta energi yang baik. Di luar bulan suci Ramadhan pun, kurma dapat menjadi sajian camilan yang sehat.

Dengan varian yang sangat beragam, tiap jenis kurma dapat memiliki rasa hingga tekstur yang berbeda. Terlepas dari itu, kurma secara umum merupakan sumber serat, vitamin B, serta mineral seperti kalium dan magnesium yang baik.

Salah satu jenis kurma yang paling umum adalah kurma medjool. Departemen Kementerian Amerika Serikat mengungkapkan, bahwa satu butir kurma medjool memiliki kandungan vitamin B6 sebanyak lebih dari empat persen kebutuhan harian orang dewasa.

Kandungan kalium dalam sebutir kurma medjool juga hampir mencapai lima persen dari kebutuhan harian pria dewasa dan lebih dari enam persen kebutuhan wanita dewasa. Kalium memiliki peran penting dalam mengontrol tekanan darah.

Satu butir kurma medjool juga memiliki magnesium sebanyak empat persen dari kebutuhan harian wanita dewasa dan sekitar tiga persen dari kebutuhan pria dewasa. Tak sampai di situ saja, kurma pun merupakan salah satu sumber antioksidan yang baik.

Elnakib mengatakan, satu butir kurma bisa mengandung sekitar 1,6 gram serat. Kandungan serat ini bisa menjadi penyeimbang bagi kandungan gula di dalam kurma yang bisa mencapai 16 gram per butir.

Selain dimakan secara langsung, kurma juga bisa diolah menjadi beragam hidangan manis untuk berbuka puasa. Keluarga Elnakib misalnya, kerap mengolah kurma dengan cara memotong-motongnya lalu merebusnya dengan susu. Olahan ini dapat menghasilkan kudapan yang mirip rice pudding, namun tidak bergelatin.

Namun perlu diingat, menjadikan kurma ke dalam sajian penutup mulut tak serta merta membuat sajian tersebut menjadi sehat. Sajian olahan kurma sebaiknya dikonsumsi secukupnya saja.

“Karena rasanya yang sangat manis dan ukurannya yang tak terlalu besar, mudah bagi orang-orang untuk memakannya dalam jumlah yang besar,” ujar Elnakib. (republika)